Selasa, 29 Mei 2012

Doa Ratu Surgawi

Pertama, perubahan dari doa Malaikat Tuhan (Latin:Angelus) ke doa Ratu Surga (Latin: Regina Coeli) dilakukan karena kesesuaian tema. Doa Malaikat Tuhan merujuk pada misteri Inkarnasi, yaitu ketika “Sabda menjadi manusia dan tinggal di antara kita” sedangkan doa Ratu Surga merujuk pada misteri Paskah, yaitu pemenuhan dari misteri Inkarnasi. Doa Ratu Surga itu sendiri menunjukkan: “Ia yang sudah kau kandung, telah bangkit seperti disabdakan-Nya.” Maka, sudah sepantasnya jika doa Ratu Surga mengambil alih tempat doa Angelus. Doa Ratu Surga melanjutkan sukacita dan kegembiraan kebangkitan dan sekali lagi meneguhkan fakta bahwa Kristus sungguh telah bangkit. Doa ini juga mengungkapkan suatu permohonan kepada Allah Bapa, agar bersama Maria kita dimampukan untuk menikmati sukacita dan kegembiraan kebangkitan Yesus Kristus sampai ke hidup yang kekal di surga.

Kedua, perubahan ini terjadi pada tahun 1742, yaitu ketika Paus Benediktus XIV menetapkan bahwa selama Masa Paskah, mulai dari hari Raya Paskah sampai dengan Hari Raya Pentakosta, doa Ratu Surga harus didaraskan sebagai ganti doa Angelus. Ada beberapa nada yang mengubah doa Ratu Surga menjadi nyanyian yang sangat indah.

Ketiga, usia doa Ratu Surga sudah sangat tua. Sulit untuk menentukan siapa pengarang doa ini dan dari mana doa ini berasal. Menurut catatan, doa Ratu Surga sudah ada sejak abad XII. Teks musik tertua disimpan di Vatikan, yaitu sebuah manuskrip dari 1171. Sekitar tahun 1200, doa Ratu Surga muncul dalam manuskrip nyanyian tradisional Romawi kuno. Jadi, bukti-bukti historis menunjukkan bahwa doa Ratu Surga sudah ada dalam khazanah kekayaan Gereja sejak waktu yang cukup lama.

Keempat, kebangkitan Kristus menunjukkan kemenangan dan kejayaan Kristus atas kuasa dosa dan kematian. Kejayaan Kristus mengikutsertakan semua orang yang percaya kepada-Nya. Mereka akan “duduk di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel” (Mat 19:28), malah “menghakimi dunia dan malaikat” (1 Kor 6:2-3). Mereka memerintah bersama Kristus, seperti dikatakan dalam sebuah kidung tua yang dikutip 2 Tim 2:12. Karena Maria yang paling unggul di antara semua murid Tuhan, maka secara unggul pula dia diikutsertakan dalam kemenangan Kristus. Itulah artinya gelar “Ratu Surga”. Maria sebagai ibu Yesus Kristus, ikut serta memerintah bersama dengan Kristus di surga. Gelar ini menyatakan kedekatan Maria dengan Kristus yang luar biasa baik di dunia ini, maupun juga di surga. Maria unggul di antara para kudus (bdk Pius XII, Ad Caeli Reginam, DS 3913-3917).

Gelar sebagai “Ratu Surga” tidak hendak menyatakan Maria sebagai saingan Allah dengan kekuasaan surgawi-Nya. Maria dinyatakan sebagai Ratu justru karena kerendahan hatinya yang menyerahkan seluruh hidupnya untuk melakukan kehendak Allah. Allah sungguh merajai seluruh diri Maria.

Kelima, seperti dikatakan di atas, doa Ratu Surga sudah ditetapkan berlaku untuk seluruh Gereja pada 1742, jauh sebelum pernyataan dogmatis tentang Maria diangkat ke surga pada 1950 oleh Paus Pius XII. Memang pengakuan akan Maria sebagai Ratu Surga sudah ada sejak lama dalam Gereja. Dogma Maria diangkat ke surga sebenarnya hanya mengeksplisitkan kepercayaan Gereja yang sudah lama diungkapkan dalam praktik iman. Pernyataan dogmatis Gereja itu tidak mengubah kenyataan, tetapi hanya mengungkapkan secara resmi ajaran tentang Maria sebagai bagian dari iman yang diwahyukan, karena itu harus dipercayai. Jadi, fakta pengangkatan Maria ke surga sudah terjadi lama sebelum pernyataan dogmatisnya pada 1950.

Doa Ratu Surga mengingatkan kita akan apa yang terjadi pada Bunda kita. Itulah harapan nyata yang juga akan terjadi pada kita yang percaya kepada Putranya.

Maria PenolongQ

Pertama, gelar Maria Pertolongan Orang Kristen adalah salah satu dari gelar-gelar yang diserukan dalam Litani Santa Perawan Maria yang berasal dari kota Loreto, Itali. Cikal-bakal litani ini sudah bisa ditemukan sejak sekitar 1200. Pada abad XV, doa litani ini sudah hampir terbentuk seperti adanya sekarang. Litani Santa Perawan Maria ini khususnya mulai dipakai sejak 1531 di kota kecil Loreto, di Itali tengah. Litani ini disahkan oleh Paus Siktus V pada 1587 dan berlaku untuk Gereja Universal. Sesudah itu, masih ditambahkan beberapa seruan baru dalam litani ini.

Kedua, seruan Maria Pertolongan Orang Kristen mulai menonjol ketika terjadi pertempuran antara armada Kristen melawan armada Turki di Laut Tengah pada 1571. Paus Pius V meminta agar Gereja memohonkan pertolongan Santa Perawan Maria, yang disebut Pertolongan Orang Kristen, dengan mendoakan rosario. Meskipun jumlahnya jauh lebih kecil, armada Kristen berhasil mengalahkan armada Turki dalam pertempuran sengit di Teluk Lepanto, Yunani, pada 7 Oktober 1571. Kekalahan tentara Turki di Lepanto itu sungguh bersejarah karena dengan demikian invasi tentara Turki ke Eropa bisa dihentikan. Tahun 1572, Paus menetapkan tanggal 7 Oktober sebagai pesta untuk menghormati Bunda Maria. Pesta itu semula disebut pesta "Maria Ratu Kemenangan" dan kemudian diubah menjadi "Maria Ratu Rosario" yang berlaku sampai sekarang.

Ketiga, seruan Maria Pertolongan Orang Kristen sekali lagi menjadi menonjol ketika pada 16­83, Paus Innocentius XI meminta agar Gereja memohon pertolongan Maria Pertolongan Orang Kristen dengan mendoakan rosario Santa Perawan Maria karena pada saat itu Wina dikepung oleh Ottoman dari Turki. Pertempuran mulai pecah pada 18 September, ketika Gereja merayakan kelahiran Bunda Maria. Secara ajaib, peperangan dimenangkan oleh tentara Kristen pada 12 September, yaitu pesta Nama Maria. Gereja sangat meyakini bahwa kemenangan ini terjadi karena pertolongan Bunda Maria.

Keempat, peristiwa lain yang membuat gelar Maria Pertolongan Orang Kristen menonjol ialah perseteruan antara Gereja dengan Napoleon Bonaparte yang naik tahta pada 1804. Napoleon mulai menganiaya Gereja. Paus Pius VII mengucilkan Kaisar, tetapi pada 1809 Napoleon membalasnya dengan menyerbu Vatikan dan memenjarakan Paus di Perancis selama lima tahun. Bapa Suci menyampaikan permohonannya agar setiap orang berdoa kepada Santa Perawan Maria Pertolongan Orang Kristen bagi pembebasannya. Permohonan ini terkabul, karena 24 Mei 1814 Napoleon Bonaparte dilengserkan dan pada hari itu juga Bapa Suci kembali ke Roma. Sesuai dengan janjinya kepada Bunda Maria, hal resmi pertama yang Bapa Suci lakukan ialah menyatakan tanggal 24 Mei sebagai Pesta Maria Pertolongan Orang Kristen. Pesta ini berlaku sampai sekarang.

Kelima, beberapa peristiwa penting di atas menunjukkan peran penting Bunda Maria dalam melindungi dan menolong Gereja Universal pada saat-saat yang genting. Hal ini menimbulkan kecintaan para anggota Gereja kepada Bunda Maria. Kecintaan inilah yang juga diungkapkan oleh para Uskup Australia dalam Sinode mereka tahun 1844, yaitu dengan menetapkan Maria, Pertolongan Orang Kristen sebagai pelindung utama Australia. Itulah sebabnya pesta Maria, Pertolongan Orang Kristen, tanggal 24 Mei, dirayakan secara meriah di Australia. Secara liturgis, Gereja Katolik Australia merayakan pesta ini pada tingkatan tertinggi, yaitu sebagai Hari Raya.

Salah satu ungkapan kecintaan dan penghormatan ini nampak dalam pemberian nama katedral di Sydney, yaitu dibaktikan kepada Maria yang dikandung Tanpa Noda, Pertolongan Orang Kristen. 

Gelar Bunda Maria, Pertolongan Orang Kristen mengingatkan kita akan perhatian dan kasih Bunda Maria yang penuh kuasa baik bagi Gereja Universal maupun bagi Gereja Australia.

Senin, 21 Mei 2012

KELUARGA

Anna Kameubun

Talita kameubun

Anna dan Roby

Riki dan kemenakan

Ima, bei dan anaknya.

KemenakanQ.

Roby

roby